Kisah Bilqis, Bayi Pengidap Atresia Bilier
Mega Putra Ratya - detikNews
Foto: Ega/ detikcom
Foto Terkait
gb
Bilqis, Bayi Pengidap Atresia Bilier
Jakarta - Tubuh mungilnya ringkih dan perutnya membuncit. Kulitnya menghitam dan matanya kekuningan. Ciri fisik yang tidak biasa pada bayi usia di bawah lima tahun. Senyum kecilnya menyiratkan kesakitan yang tidak bisa diungkapkan. Bibir kecilnya seolah berkata 'Aku ingin sembuh'.
"Sakitnya baru ketahuan 2 minggu setelah melahirkan," ujar Dewi Farida, ibunda Bilqis saat berbincang dengan detikcom di kediamannya, Jl Kramat sentiong, Gg Mesjid No E 87 F, RT 007/RW 06, Jakarta, Senin (26/1/2010).
Bilqis Anindya Passa, bayi usia 17 bulan ini mengidap penyakit Atresia Bilier. Atresia Bilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis hati, yang jika tidak segera diobati bisa berakibat fatal.
"Umur 50 hari dioperasi (operasi kasai) untuk mengangkat saluran empedu kemudian disambung ke usus 12 jari. Ternyata setelah di operasi, di cek hatinya sudah hitam dan rusak," kata wanita berusia 37 tahun ini.
Bilqis yang lahir pada 20 Agustus 2008 ini hanya bisa makan makanan dalam bentuk cair karena ususnya tidak bisa bekerja normal seperti usus bayi sehat pada umumnya. Makanannya antara lain sayuran yang telah dikukus kemudian diblender dan di saring kembali. Asi dan susu botol tetap menjadi asupan utama untuk memperkuat fisiknya.
"Sempat muntah darah dan kotorannya juga berdarah. Dua kuku jari telunjuknya copot karena menggaruk badannya yang gatal karena racun di dalam tubuhnya tidak bisa dinetralisir," tutur Dewi.
Semakin hari kondisi tubuh Bilqis semakin ringkih dan rentan terhadap penyakit. Untuk menguatkan fisiknya, Dewi melakukan terapi akupunktur kepada Biliqis selama 10 hari.
"Bukan untuk menyembuhkan, tapi hanya memperkuat fisiknya saja. Untuk
menyembuhkan harus operasi transplant hati," ujar Dewi.
Kondisi kesehatan Bilqis sudah memasuki tahap akhir dan harus segera menjalani operasi transplantasi hati. Operasi tidak bisa dilakukan di Indonesia karena belum ada dokter ahli yang memadai dan alat operasi yang mendukung.
"Dokternya menyarankan untuk segera di operasi. Dokter merekomendasikan operasi dilakukan di Jepang yang membutuhkan dana berkisar Rp 1 miliar," tutupnya. (mpr/anw)
Sabtu, 20 Maret 2010
Kisah Tentang Bilqis
Diposting oleh NEZindaCLUB di 05.45
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar